Warisan kolonialisme sangatlah kental dalam pemahaman dan pembentukan kontemporer identitas masyarakat bekas jajahan. Hal ini kerap mendorong masyarakat tersebut untuk merangkul berbagai aspek identitas dan budaya yang seringkali saling bertentangan, terutama antara identitas dan budaya kolonial dengan identitas dan budaya masyarakat aslinya. Masyarakat Indonesia sebagai bekas jajahan tidaklah asing dengan hal ini dan terus bergulat untuk memahami identitas postkolonialnya. Menunjukkan bahwa sejatinya pemahaman akan identitas adalah ruang kolektif untuk perlawanan dan sebuah proses yang terus berlanjut. Namun tak hanya ini, gagasan akan ‘kelas’ dalam analisis wacana kolonial memberikan sebuah elemen tambahan untuk dipertimbangkan sebagai bagian dari sebuah identitas postkolonial. Kelas menjadi aspek penting terutama ketika kita melihat bahwa perlawanan terhadap kolonialisme turut didorong oleh ketidakadilan ekonomi yang diakibatkan oleh kapitalisme yang berkelindan dengan kolonialisme. Sesi ini mencoba memahami hubungan antara ‘kelas’ dengan identitas postkolonial khususnya bagaimana peran seniman dan aktivis dalam memahami kompleksitas ini melalui seni dan aktivisme mereka. Hal ini diharapkan dapat menghasilkan arahan maupun cara baru dalam memahami identitas postkolonial kita saat ini.
Moderator: Dr. Suwarno Wisetrotomo | Speaker: Amos, Ken Miryam Vivekananda, dan Jean-Pascal Elbaz
Berikut adalah video dokumentasi Simposium Khatulistiwa 2022 Hari 2 – SESI I: Kelas dan Identitas Post-Kolonial. Simak selengkapnya!