Keynote speaker: Rachmi Diyah Larasati berbincang bersama Alia Swastika
https://www.youtube.com/watch?v=_fOQL3Y86TM
– 3A: “Festival sebagai Ruang dan Jembatan”
https://www.youtube.com/watch?v=l3cNxcZ5VH4
Panel pertama “Festival sebagai Ruang dan Jembatan” membicarakan bagaimana festival-festival seni budaya dapat menjadi ruang etalase estetika lokal, baik yang terpinggirkan maupun yang berevolusi menjadi bentuk baru. Bagaimana festival juga menjadi jembatan bagi estetika lokal ini untuk bertemu dengan audiens yang lebih luas?
Menghadirkan: Kusen Alipah Hadi, Heri Budiman, Novi Kurnia, dan Ikun Sri Kuncoro (Penanggap)
– 3B: “Seni dan Estetika yang Inklusif”
Panel Kedua membahas tentang praktik-praktik penciptaan yang melihat konteks-konteks di luar yang dianggap arus utama seperti isu transpuan dan LGBT, difabilitas, atau mereka yang dipinggirkan karena sejarah politik.
Menghadirkan: Venti Wijayanti, Tamarra, Mahdi Nurcahyo, dan Naomi Srikandi (Penanggap)
– 4A: “Tubuh Politis, Tubuh Partisipatif”
https://www.youtube.com/watch?v=BOk1iwCDi60
Panel pertama membicarakan bagaimana tubuh dalam konteks keseharian memberikan kontribusi pada praktik kesenian melalui artikulasi pengalaman, memori, serta identitas seksualitas.
Menghadirkan: Hoirul Hafifi, Murti Aria Saputri, Yogi Maulana Wahyudin, dan Gatari Surya Kusuma (Penanggap)
– 4B: “Membaca Bentang Ruang”
Panel Kedua membicarakan kontestasi ruang dalam beragam bentang kebudayaan, serta bagaimana praktik-praktik seni beradaptasi atau bahkan mentransformasikan makna ruang itu sendiri.
Menghadirkan: Riyadhus Salihin, Sylvania Hutagalung (Kolektif Partikula), Syswandi, dan Lisistrata Lusandiana (Penanggap)